Ad Diya’ Al Anwar | الضياء الأنور فى تعليق بعض ما فى سمط الدرر فى أخبار مولد خير البشر وماله من أخلاق وأوصاف وسير
Rp138.000 Harga aslinya adalah: Rp138.000.Rp133.000Harga saat ini adalah: Rp133.000.
Ad Diya’ Al Anwar | الضياء الأنور فى تعليق بعض ما فى سمط الدرر فى أخبار مولد خير البشر وماله من أخلاق وأوصاف وسير
BARU TERBIT….!!!
الضياء الأنور فى تعليق بعض ما فى سمط الدرر فى أخبار مولد خير البشر وماله من أخلاق وأوصاف وسير
Kedua kitab yang sama-sama berkonsentrasi menjabarkan isi Maulid Simth Ad-Durar ini karya ulama Indonesia. KH. Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah adalah ulama kharismatik ahli falak yang produktif melahirkan karya-karya buku berbahasa Arab berasal dari Sampang Madura. Sedangkan Gus M. Anwar Muhammad adalah ulama muda, sya’ir mufliq (maestro syair Arab) berasal dari Pasuruan.
Dari judulnya, kedua kitab ini memiliki perbedaan. Kitab Al-Mubtada’ wa Al-Khabar lebih detail dalam men-syarah lafal-lafal Maulid Simth Ad-Durar. Sementara kitab Adh-Dhiyā’ Al-Anwar hanya mengomentari (menta’liq) sebagian lafal-lafal gharaib (yang sulit dipaham). Hemat saya, alasan Gus Anwar Muhammad tidak menta’liq secara detail lafal-lafal Maulid Simth Ad-Durar adalah rasa husnuzzhan beliau bahwa pembaca bisa memahami lafal-lafal umum yang mudah dipaham. Di samping itu, kedua kitab ini memiliki kesamaan metode penjabaran yang menukil dari bebrerapa referensi turats otoritatif, seperti tafsir, hadits dan syarahnya, fikih, Diwan Qashidah, Mu’jam dan lain-lain.
Ada beberapa poin yang menarik dari kitab Adh-Dhiyā’ Al-Anwar:
1. Di bagian mukadimah dicantumkan syair-syair pujian dan taqrizh kepada Al-Habib Àli bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi (shahib Maulid Simth Ad-Durar) gubahan Al-Habib Ahmad bin Alwi Al-Habsyi (cucu shahibul maulid), Syeikh Aqib bin Yasin Pasuruan, Kiai Ahmad Hidayatullah Rembang dan penulis sendiri.
2. Setiap syair atau qashidah yang ada di Maulid Simth Ad-Durar tak luput dari keterangan nama Bahar Arudh, seperti:
Bahar Khafif:
يا لقلب سروره قد توالى….
Bahar Raml Majzu’:
أشرق الكون ابتهاجا …….
Bahar Thawil:
وما أخرج الأملاك من قلبه أذى ….
Bahar Khafif:
سيد ضحكه التبسم والمشـ ….
Bahar Thawil:
حبيب يغار البدر من حسن وجهه ….
Bahar Kamil:
كملت محاسنه فلو أهدى السنا ….
3. Dalam menta’liq kalimat نسعد dalam qashidah:
كي به نسعد ونرشد
penulis memperbolehkan dua bacaan, “nus’ad” atau “nas’ad” bertendensi pada penjelasan kitab Tafsir Al-Jalālain.
4. Kalimat فيدخلان dan يتروحان dalam Maulid Simth Ad-Durar dibaca rafa’ dengan menetapkan huruf ‘nun’. Penulis menjelaskan alasannya dengan mengutip penjelasan dari Tafsir Al-Baghawi.
Perlu diketahui bahwa terkait bacaan rafa’ kedua kalimat di atas pernah dikritik oleh Syeikh Hasanain Muhammad Makhluf.
5. Penulis mengomentari cara baca pelantun qashidah saat sampai pada bait:
إذ حبانا بوجو الـ * ـمصطفى الهادي محمد
‘Al’ yang terdapat dalam lafal المصطفى ketika pelantun memulai syathr kedua mestinya tidak diikutkan dibaca menjadi “Al-Musthafa” karena ‘al’ sudah dibaca di syathr pertama.
Begitu pula pilihan lagu saat melantunkan bait ini pelantun sering memisah kedua syathr dengan lafal مرحبا, dan cara ini tidak baik, seperti:
إذ حبانا بوجود الـ … مرحبا مرحبا … ـمصفطى ……
وهذا شيء غير حسن عند أهل الذوق، فليتنبه المنشد.
Tebal : 131 Halaman
Berat | 200 gram |
---|
Bekasi
Bekasi
Bekasi
Bekasi
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Belum ada ulasan.